A. Perhiasan Rambut
Perhiasan rambut yang dikenakan oleh pengantin perempuan dan laki-laki di setiap daerah lebih berfungsi sebagai pelengkap busana. Perhiasan rambut yang dikenakan dengan cara disisipkan diantara rambut disebut sunting dan bila sunting dipadu dengan sebuah sisir disebut sisir hias/suri. Sedangkan hiasan rambut yang dikenakan dengan cara ditusukkan pada sanggul/konde disebut tusuk sanggu atau tusuk konde.
Perhiasan yang dipakai di rambut yaitu cucuk ok atau cucok sanggoi (tusuk rambut atau tusuk sanggul). Bentuknya beraneka ragam, ada yang berbentuk bungo11g sullteng (bunga sunting), bungong tajok (sejenis bunga tanjung), bungong jeumpa (bunga cempaka) dan bungong ok (bunga rambut). Pada umumnya perhiasan ini dibliat dari suasa atau perak yang disepuh emas. Ayeuem gumbak, hiasan yang berbentuk daun sukun, dibuat dari emas atau suasa yang digantung di sebelah kanan atau kiri sanggul. Priek-priek yaitu hiasan atau mainan yang berbentuk rumbai-rumbai digantung di sanggul bagian kiri dan bagian kanan. Ulee Ceumara, hiasan rambut yang berbentuk piramid, bersegi empat atau enam, pada ujungnya diberi rantai yang mengkait untuk disangkutkan pada sanggul.
Kalimantan Timur
Topi Kebesaran Sultan Bulungan
Kain beludru, bulu burung
T. 11 cm, d. 18 cm
Tenggarong, K.ab. Kutai
Museum Negeri Propinsi Kalimantan Timur
Terbuat dari kain beludru hitam. Bagian bawah berlapiskan kain putih dengan bis warna emas. Bagian atas diberi hiasan bulu burung warna putih yang melingkar pada sekeliling topi. Topi ini digunakan sebagai topi kesaran Sultan Bulungan.
Topi Belian Dewa Kutai (Pria)
Karton, kain beludru, rambut
T. 38 cm, d. 22 cm
Kutai
Museum Negeri Propinsi Kalimantan Timur
Bagian dasar topi di-bentuk dari kertas karton. Pada bagian depan diberi hiasan rnirip mahkota bermotif bunga teratai warna merah muda. Bagian kiri dan kanan diberi hiasan kain beludru merah yang dironce berbentuk untaian bunga melati, sedangkan pada bagian belakang topi berhiaskan rambut manusia.
Topi dipakai sebagai pelengkap pakaian belian/dukun saat upacara adat keraton Kutai pada tarian dewa. Upacara adat seperti ini disebut upacara adat Erau yang dilaksanakan setiap tahun di Kutai.
Bluko (Pria)
Rotan, manik-manik, plastik, bulu burung
T. 28.cm, d. 17,5 cm
Tenggarong, Kab. Kutai
Museum Negeri Propinsi Kalimantan Timur
Topi dibentuk dari bahan dasar rotan. Pada bagian depan topi diberi hiasan manik-manik bermotif manusia, sedangkan bagian belakang kedua sisi berlapiskan plastik merah, hitam, putih dan berhiaskan bulu burung kasuari.
Dipakai sebagai hias~n kepala kaum pria baik sebagai pelengkap pakaian pengantin maupun sebagai pelengkap pakaian tari perang saat upacara adat suku Kenyah.
Tapung (Wanita)
Kain, bulu burung, daun pandan
T. 8,5 cm, d. 17,5 cm
No. inv.
Tenggarong, Kutai
Museum Negeri Propinsi Kalimantan Timur
Tapung adalah sejenis topi berbentuk bulat. Pada bagian luar berlapiskan kain putih, merah yang bermotifkan bunga. Bagian belakang atas berhiaskan bulu burung enggang sebanyak tiga lembar. Dipakai sebagai penutup kepala wanita Dayak Kenyah yang sudah tua untuk sehari-hari.
Tapung Aban
Kain, manik-manik, taring binatang, mata uang
No. inv. 4878
Museum Negeri Propinsi Kalimantan Timur
Tapung aban atau hiasan kepala, pada bagian sekelilingnya dihiasi untaian manik-manik biru, kuning, merah yang membentuk ragam hias stilisasi cumi-cumi khas suku Dayak. Pada bagian luar terdapat empat buah susunan taring binatang yang membentuk semacam ceplok bunga dengan mata uang logam pada bagian tengahnya. Tapung aban dipakai sebagai hiasan kepala wanita suku Dayak Kenyah pada upacara perkawinan.
Kalimantan Selatan
Topi Pengantin (Pria)
Kain satin, manik-manik mutiara, karton
Topi pria : T. 28 cm, d. 18 cm
Topi wanita: T. 26,5, d. 16,5 cm
Kabupaten Berau, Tanjung Radep
Museum Negeri Propinsi Kalimantan Timur
Sepasang topi pengantin suku Banjar. Berlapiskan kain satin warna abu-abu, dan bagian luar berhiaskan bahan ribu-ribu, manik-manik, dan mutiara imitasi. Topi pria berhiaskan bulan, pada bagian tengahnya berbentuk bintang lima dan juga terdapat motif daun dan bunga. Topi wanita berhiaskan bulan sabit dan bintang warna merah dan bermotif bunga dari bahan ribu-ribu. Kedua topi ini dipakai sebagai hiasan kepala pengantin di daerah Berau dan juga sebagai pelengkap pakaian ·adat suku Banjar Berau.
Laung Tajak Siak (Pria)
Kain beludru
P. 84 cm, I. 25 cm
Museum Negeri Propinsi Kalimantan Selatan
Hiasan kepala ini terbuat dari kain beludru merah. Pada bagian bawah laung tajak siak ini terdapat hiasan bermotif gigi haruan/gabus awan dari bahan tabur air guci. Dipakai sebagai hiasan kepala pengantin pria suku Banjar.
Bagajah Gamuling (Wanita)
Seng, tali rafia, renda, kawat
Pj. 26 cm, I. 19,5 cm
No. inv.Museum Negeri Propinsi Kalimantan Selatan
Bagajah gamuling adalah hiasan kepala pengantin wanita suku Banjar. Bentuknya berupa dua ekor ular lidi yang berbelit menjadi satu (disatukan dengan sebuah mahkota). Amar berhiaskan permata imitasi dan bem10tiflcan dua ekor naga yang sedang merebutkan “kemala” Guga terbuat dari imitasi).
Subrah (Penari Wanita)
Kain beludru, arguci, benang, manik-manik plastik
L.27 cm, t. 24 cm
No. inv. 8 I I3a
Museum Negeri Propinsi Kalimantan Selatan
Subrah adalah sejenis hiasan kepala yang dibuat dengan teknik jahit dan ronce. Subrah ini dihiasi ragam hias umpal binatang. Tutup kepala menyerupai topi , sedangkan roncen manik-manik digantungkan pada bagian tutup kepala. Subrah digunakan sebagai tutup kepala pemain tari topeng dan biasanya dipakai oleh penari wanita.
Subiah (Penari Wanita)
Kain beludru, benang
Pj. 20 cm, I. 32 cm
Banjarmasin
Museum Negeri Propinsi Kalimantan Selatan
Hiasan kepala ini dibentuk dari kain beludru. Bentuknya mrnp mahkota, motif pilin, garis lengkung dari tabur air guci, bunga, dan kedua sisi berumbai warna-warni. Dipakai sebagai hiasan kepala penari wanita pada saat tari topeng.
Kerudung (Wanita)
Sutra
P.140 cm, l. 70 cm
No. inv.
Martapura, kab Banjar
Museum Negeri Propinsi Kalimantan Selatan
Berbentuk empat persegi. Terbuat dari sutera sintesis. Berwarna dasar kuning, pada bagian tengah bermotif bunga, salur, tumpal, dan dua ekor burung pheonix dengan teknik sulam dari benang merah, hijau, biru dan benang emas. Dipakai sebagai kerudung wanita.
Kalimantan Tengah
Topi Kebesaran (Pria)
Rotan, bulu burung
T. 18 cm, d. 37 cm
Museum Negeri Propinsi Kalimantan Tengah
Rotan dianyam, dan semakin ke atas semakin mengecil. Pada bagian atas topi ditancapkan dua helai bulu burung.
Topi dipakai oleh tumenggung/ketua adat dalam acara sidang atau rapat adat.
Tuusuk Konde (Wanita)
Logam
Bontok, Barito Selatan
Museum Negeri Propinsi Kalimantan Tengah
Hiasan sanggul ini terdiri dari dua buah. Penggunaannya dengan cara ditusukkan pada sebelah kiri dan kanan sanggul. Tusuk konde ini terbuat dari logam/tembaga yang berbentuk mata uang.
Kalimantan Barat
Kambuk Manik (Pria)
Kain, manik-manik, kerlip.
No. inv. 4628/E
Museum Negeri Propinsi Kalimantan Barat
Kambuk manik adalah sejenis topi. Dibentuk dari bahan kain berwarna merah. Pada sekeliling badan topi diberi hiasan manik-manik boko, motif belah ketupat, dan karawit batang Ialo. Bagian belakang dihiasi jumbai manik boko. Digunakan oleh kaum pria suku Dayak Taman dalam upacara adat dan upacara resmi lainnya.
Maluku
Hiasan Kepala (Pria)
Kain, bulu burung
46 cm
Museum Negeri Propinsi Maluku
Hiasan kepala ini terbuat dari kain berwarna merah dan dibentuk melingkar. Pada bagian atas ditancapkan bulu burung. Dipakai sebagai hiasan kepala seorang prajurit.
Hiasan Kepala (Wanita)
Daun pandan, bulu burung
D. 18 cm, t. 40 cm
Museum Negeri Propinsi MaJuku
Terbuat dari daun pandan dengan teknik anyam, berhiaskan bulu burung. Dipakai sebagai hiasan kepala kaum wanita pada saat upacara adat.
Papua
Ku (Pria)
Bulu kasuari , bulu kuskus
T. bulu kasuari 13,5 cm, 44,5 cm
t. bulu kuskus 28,5 cm
No. Inv. 457
Kurima, Jaya Wijaya
Museum Negeri Propinsi papua
Hiasan ini dibuat dari bulu burung kuskus dan kasuari. Bulu burung kasuari disusun bertumpuk ke atas kemudian dibentuk menyerupai lingkaran selebar kepala. Hiasan kepala ini digunakan oleh kepala suku di kabupaten Jaya Wijaya.
Kare-Kare (Pria)
Kulit binatang, bulu binatang
Museum Negeri Propinsi Papua
Kare-kare adalah sejenis topi yang dibentuk dari kulit dan bulu binatang. Digunakan sebagai hiasan kepala pria pada saat upacara adat.
Sumber: E-book, Perhiasan Tradisional Indonesia, oleh Drs. Muhammad Husni & Dra. Tiarma Rita Siregar, Direktorat Permuseuman Diretorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan Nasional 2000