Gua Togi Ndrawa (https://balarsumut.kemdikbud.go.id)
Gua Togi Ndrawa adalah deretan ceruk dan gua yang berada di wilayah Desa Lelewönu Niko’otanö, Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli, Provinsi Sumatera Utara.
Kita dapat mencapai gua ini dengan kendaraan bermotor dan ada bagian yang ditempuh dengan berjalan kaki beberapa ratus meter melewati jalan setapak yang telah dibangun oleh Museum Pusaka Nias untuk memudahkan akses menuju gua Tögi Ndrawa ini.
Sebaran Situs-situs Arkeologi di Pulau Nias (https://balarmedan.wordpress.com)
Cara hidup dengan memanfatkan gua sebagai tempat tinggal berlangsung cukup lama yaitu sekitar 12.000 tahun yang lalu hingga 850 tahun yang lalu, artinya hunian di gua dari sebelum masehi hingga pertengahan tahun masehi.
Kelompok masyarakat ini membawa budaya megalitik yang memiliki bentuk budaya materi yang berbeda dengan budaya megalitik yang di wilayah budaya Nias bagian selatan. Pola hunian di wilayah budaya Nias bagian utara yang cenderung lebih menyebar dibandingkan dengan hunian di wilayah budaya Nias bagian selatan menunjukkan karakter budaya materialnya memiliki konsep budaya yang berbeda di kedua wilayah budaya tersebut. Selain itu adanya pandangan kosmologis yang berbeda di antara kedua wilayah budaya tersebut semakin menguatkan asumsi bahwa kelompok masyarakat di kedua wilayah budaya Nias tersebut berbeda.
Kondisi Gua
Gua Togi Ndrawa (https://wisato.id)
Keunikan gua Tögi Ndrawa ini terletak pada deretan gua yang berjumlah 5 buah yang memiliki empat mulut gua yang memanjang dari arah Selatan ke Utara. Mulut gua menghadap ke Timur dan Tenggara dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi atap gua yang berbeda-beda yang terbentuk dari bebatuan stalaktik alami dipadukan dengan jenis bebatuan stalamik, sehingga dinding-dinding goa ini terlihat begitu kuat.
Pernah Dihuni
Menurut Wiradnyana dalam dalam situs nias online, telah ditemukan data mengenai kehadiran manusia sekitar 12.000 tahun yang lalu dan berlangsung secara terus menerus sampai berkisar tahun 1.150 Masehi. Mereka yang tinggal di gua tersebut memanfaatkan biota laut khususnya yang berada pada kawasan mangrove.
Penemuan
Kapak Batu
Bukti penemuan tersebut adalah adanya temuan berupa alat-alat batu yang berkarakter mesolitik, diantaranya serpih batu, batu pukul dan pipisan. Temuan lain berupa sisa-sisa vertebrata yang terdiri dari ikan (Pisces), ular (Ophodia), buaya (Squamosa), kura-kura (Testudinidae), hewan pemakan daging (Carnivora), Hewan pengerat (Rodentia), kelelawar (Chiroptera), hewan berkuku genap (Artiodactyla) dan Primata cangkang moluska yang terdiri dari kelas Gastropoda dan Pelecypoda.
Mata panah dan Perkutor
Sumber: kompasiana