Gua Pawon
Letak Gua Pawon, Desa Gunung Masigit, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Tim penggalian Gunung Pawon dari Balai Arkeologi Bandung telah menemukan tujuh rangka manusia prasejarah. Penemuan itu ibarat keping-keping puzzle yang melengkapi kronologi keberadaan manusia prasejarah di tanah Jawa Barat.
Menurut Ketua Tim Arkeolog Jawa Barat, Lutfi Yondri, penelitian panjang ini diawali oleh penemuan artefak di aliran Sungai Cibukur oleh sekumpulan geolog yang tergabung dalam Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB).
Gua Pawon
Mereka kemudian berasumsi jika ditemukan artefak, maka siapa manusia pemiliknya? Rasa penasaran itu mengantarkan mereka mereka ke Gua Pawon yang berjarak kurang lebih 40 meter dari aliran Cibukur.
Ekskavasi arkeologi di Gua Pawon dimulai pada 2003, setelah sejumlah artefak dan fragmen tulang belakang manusia ditemukan di wilayah Cekungan Bandung.
Gua Pawon (https://wawanadie.com)
Rentang Waktu Penemuan
Rangka Manusia Pawon berusia 11 – 12 ribu tahun yang lalu
Pada September 2003 dengan ditemukannya kerangka manusia prasejarah berupa tulang tengkorak, bagian rahang atas dan bawah, yang kemudian disebut Rangka I.
Dalam rentang waktu 2003-2017, Tim Ekskavasi Gua Pawon telah menemukan tujuh individu prasejarah yang disebut Manusia Pawon.
Ketujuh individu itu diwakili tiga temuan bagian rangka, yakni Rangka I, Rangka II berupa bagian tulang tengkorak sebelah belakang, dan Rangka V berupa bagian rahang atas dan bawah. Ketiga individu ini ditemukan di lapisan budaya berumur sekitar 5.600 tahun yang lalu.
Sementara empat individu lain ditemukan di kedalaman yang berbeda dalam posisi terlipat atau flexed burial.
Rangka III dengan kronologi budaya 7.300 tahun yang lalu, ditemukan dalam kondisi yang paling utuh. Sekitar 20 sentimeter di bawahnya, terkubur Rangka IV yang berusia 9.500 tahun yang lalu.
Ekskavasi lanjutan di Situs Gua Pawon, Desa Gunung Masigit, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Mei 2018
Semakin dalam menggali, tim menemukan rangka manusia yang umurnya semakin tua. Di kedalaman 235 sentimeter, Rangka VI yang berumur 10 ribu tahun yang lalu, ditemukan. Sedangkan Rangka VII yang berusia 11 ribu tahun lampau, terkubur di kedalaman 245 sentimeter.
Lutfi Yondri dan timnya memulai kembali ekskavasi sejak 7 Mei 2019 hingga 30 Mei 2019 lalu. Ekskavasi dilakukan di beberapa titik untuk menelusuri bagaimana aktivitas hunian Manusia Pawon. Ia menceritakan setiap rekam jejak Manusia Pawon yang berhasil ditemukan dengan mata berbinar dan penuh semangat.
“Kami menemukan fosil hewan yang diyakini menjadi makanan Manusia Pawon. Kami juga menemukan perkakas yang terbuat dari tulang binatang, obsidian, rijang, kalsedon, dan banyak lagi,” ujarnya. Ia juga mengakui hasil temuan kali ini lebih banyak dari sebelumnya karena sudah masuk tahap penelitian terhadap aktivitas hunian.
Mengungkap identitas Manusia Pawon
Selain penanggalan radiokarbon, Tim Eskavasi Gua Pawon menggunakan metode odontologi forensik untuk mengungkap identitas Manusia Pawon.
Melalui gigi geligi, tim bisa mengetahui lebih detil identitas rangka yang ditemukan, seperti usia kematian, ras, dan jenis kelamin.
Koordinator Odontologi Forensik dari Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Padjadjaran, Fahmi Oscandar, menyebutkan, gigi merupakan alat identifikasi yang sempurna karena memiliki daya tahan yang luar biasa meski dikubur jutaan tahun dan tidak akan hancur walaupun terendam air laut atau terbakar dengan suhu di atas 900 derajat celcius.
“Gigi ini merupakan satu kunci yang penting untuk memberikan informasi kepada kita mengenai keadaan orang yang mempunyai gigi tersebut,” kata Fahmi saat ditemui di lokasi eskavasi Gua Pawon.
Dari hasil pemeriksaan odontologi forensik terhadap gigi geligi lima Manusia Pawon, Fahmi menyimpulkan Manusia Pawon termasuk Ras Mongoloid yang umur hidupnya rata-rata 30 tahun. Rangka III, misalnya, diketahui berjenis kelamin laki-laki dan berusia di atas 20 tahun saat meninggal dunia.
Sumber: bbc | ayobandung