SEPUTAR CIBUBUR - Dosen Unika St Paulus Ruteng sekaligus pegiat literasi, Mantovanny Tapung mengingatkan pemerintah harus tanggap terhadap persoalan judi slot online yang terus menggerogoti ekonomi kerakyatan.
Sebagai contoh, Mantovanny Tapung mengatakan dalam satu tahun saja terdapat sekitar Rp88,2 miliar uang dari masyarakat di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terbang ke luar negeri.
Bila ada 10 persen saja penduduk Manggarai yang berjumlah 349.000 jiwa berjudi online dengan rata-rata pengeluaran Rp 7.000, maka dana yang terbang Rp245 juta perhari. Kalau 30 hari, maka dana yang terbang ke luar daerah tanpa terkontrol, yakni sebesar, Rp7,35 miliar.
Baca Juga: 5 Dampak Kesehatan Akibat Berjudi Online, Nomor 4 Bisa Langsung Game Over
“Bayangkan, dalam satu tahun terdapat Rp 88,2 miliar uang dari Manggarai yang terbang ke luar negeri. Jumlah ini hampir mendekat Pendapatan Asli Daerah (PAD) Manggarai yang berkisar di Rp98 miliar pertahun,” kata Mantovanny Tapung, beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, judi online seperti slot, togel, poker menjadi fenomena yang sulit dikendalikan. Imbas judi online selain menjadi masalah pribadi tetapi juga bisa menjadi masalah sosial.
Disebut masalah pribadi karena yang giat berjudi online adalah oknum per oknum. Sedangkan disebut sebagai masalah sosial, ketika perbuatan per oknum tersebut berdampak dan berimbas pada terganggunya hubungan atau relasi dengan orang lain.
Baca Juga: 3 Ciri Investasi Bodong, Kenali Agar Tidak Merugi
“Contoh, ketika seorang bapa atau Ibu berjudi online, menghabiskan waktu dengan berkonsentrasi di HP, maka perhatiannya terhadap isteri, suami dan anak semakin berkurang. Terjadi apa yang disebut parenting loss atau parenting gap,” ujar dosen dan pegiat literasi itu.***